Aba Dr. T. Wildan, MA
Hari Guru Nasional 2024 menjadi momen penting untuk mengapresiasi jasa para guru yang telah berdedikasi dalam mendidik generasi penerus bangsa. Bagi dunia pesantren, peran guru yang dikenal sebagai kiai, abu, teungku, umi, dan ustaz/ustazah memiliki makna yang lebih dari sekadar pendidik akademis; mereka adalah pembimbing spiritual, penjaga tradisi, dan inspirator moralitas bagi para santri.
Guru di pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama dan umum, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman, kemandirian, dan kepekaan sosial. Mereka mendidik santri untuk menjadi pribadi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak mulia, sesuai dengan prinsip akhlaqul karimah yang menjadi inti pendidikan pesantren.
Guru di pesantren menjalankan peran sebagai panutan hidup. Keteladanan mereka terlihat dari cara mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang sederhana, penuh kesabaran, dan keikhlasan. Melalui interaksi langsung di asrama atau ruang belajar, santri tidak hanya belajar teori, tetapi juga menyerap nilai-nilai kehidupan dari perilaku guru mereka. Guru di pesantren tidak sekadar mengajar, tetapi juga mendampingi santri dalam pembentukan karakter, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan rasa hormat kepada sesama.
Pesantren sebagai pusat pendidikan Islam tradisional Indonesia tidak lepas dari peran guru dalam melestarikan tradisi intelektual Islam. Guru-guru pesantren menjaga warisan kitab kuning, mengajarkan tafsir Al-Qur’an, hadis, fikih, hingga tasawuf. Tradisi intelektual ini tidak hanya menjadikan santri melek agama, tetapi juga membentuk mereka menjadi pemimpin yang bijaksana dan peka terhadap perubahan zaman.
Guru juga mengajarkan nilai-nilai kebangsaan kepada santri. Pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga benteng perjuangan nasional. Guru di pesantren menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman) kepada santri, membentuk mereka menjadi generasi yang setia kepada bangsa dan negara.
Di era digital ini, guru di pesantren menghadapi tantangan baru, seperti bagaimana menanamkan nilai-nilai tradisional pesantren di tengah arus globalisasi dan informasi yang begitu cepat. Guru harus kreatif mengintegrasikan teknologi ke dalam proses belajar-mengajar tanpa kehilangan substansi nilai-nilai pesantren.
Santri masa kini membutuhkan bimbingan tidak hanya dalam aspek agama, tetapi juga keterampilan hidup modern, seperti teknologi, kepemimpinan, dan kewirausahaan. Guru pesantren berperan strategis dalam membekali santri dengan keterampilan ini, sekaligus menjaga identitas pesantren sebagai pusat pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Pada Hari Guru 2024, sudah sepatutnya kita memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru di pesantren. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang terus bekerja tanpa pamrih untuk mencetak generasi Muslim yang cerdas, berakhlak mulia, dan berdedikasi.
Harapannya, pemerintah dan masyarakat dapat memberikan dukungan lebih besar bagi guru-guru pesantren, baik dari segi fasilitas, pelatihan, maupun penghargaan. Dengan demikian, pesantren dapat terus berkembang menjadi lembaga pendidikan unggulan yang melahirkan santri berkualitas, siap menjawab tantangan zaman, dan tetap menjaga tradisi Islam yang rahmatan lil alamin.
Selamat Hari Guru Nasional 2024!
Jasamu abadi dalam setiap langkah generasi bangsa, terutama para santri yang akan menjadi pemimpin masa depan.